Semangat untuk belajar dan bekerjasama tampak terukir di wajah para pastor, suster, bruder, dan frater yang mengikuti pertemuan INFO JPIC Indonesia di Gunungsitoli, Kepulauan Nias (Sumatera Utara). INFO JPIC merupakan kependekan dari Inter-Franciscans for JPIC. Wadah ini merupakan tempat perhimpunan para animator/penggerak JPIC yang berasal dari berbagai tarekat Fransiskan-Fransiskanes se-Indonesia. JPIC sendiri merupakan singkatan dari Justice, Peace, and Integrity of Creation, atau yang sering dikenal dengan sebutan Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (KPKC).
Pertemuan yang dilangsungkan pada tanggal 19-25 Agustus 2022 ini diikuti oleh 33 peserta dari berbagai tarekat Fransiskan-Fransiskanes seperti OFM, OFMCap, OFMConv, MTB, SFD, SFIC, KFS, FCh, FSGM, FCJM, OSF, dan SFI. Kegiatan ini dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Sibolga, P. Gregorius Fau, OFMCap., bertempat di Gereja St. Fransiskus Assisi-Laverna, Gunungsitoli. Setelah Misa Kudus selesai, para perserta disuguhkan dengan berbagai pagelaran seni budaya Nias yang sangat menarik hati, sembari disuguhi makan malam yang lezat.
Tema yang diangkat oleh INFO JPIC Indonesia tahun ini berjudul “Pandemi Covid-19 dan Krisis Ekologi.” Hadir sebagai narasumber utamanya adalah P. Harold Harianja, OFMCap. Dalam retret sehari ini, beliau menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 bisa saja muncul karena sikap serakah orang-orang tertentu yang ingin menguasai alam dan berorientasi pada keuntungan pribadi, tanpa memperhatikan keseimbangan ekosistem yang seharusnya tetap terjaga di alam bebas. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya alam dengan menggunakan industri modern dan praktek monokultur ternyata memporak-porandakan habitat yang telah lama terjaga secara harmonis di alam bebas.
Disharmonisasi akibat ulah orang-orang yang serakah ini telah membuat binatang-binatang – termasuk bakteri dan virus – berimigrasi dan masuk ke lingungan hidup manusia. Sikap serakah yang tak terbendung telah menimbulkan dampak buruk seperti perubahan iklim dan pandemi. Oleh sebab itu, para animator JPIC diharapkan untuk bisa membawa perubahan yang lebih baik di dalam dunia.
Salah satu cara sederhana untuk membawa perubahan itu adalah melalui media sosial seperti podcast, YouTube, dan film. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pada zaman modern ini, kaum muda menggunakan sarana digital untuk belajar. Para peserta INFO JPIC Indonesia menyadari bahwa masa sekarang dan masa depan bumi ini ada di tangan kaum muda saat ini.
Oleh karena itu, para animator JPIC menggunakan kesempatan ini juga untuk pelatihan memotret, shooting, editing, membuat skenario film, praktek podcast, membangun channel YouTube, dan juga latihan mencipta lagu. Lewat pelatihan-pelatihan tersebut, para peserta berharap agar nilai-nilai JPIC bisa tersampaikan juga bagi para generasi milenial.
Selain berlatih media bersama, para peserta juga memiliki waktu untuk sharing pengalaman ber-JPIC, baik dalam skala tarekat maupun wilayah (regio). Untuk diketahui bersama, INFO JPIC Indonesia mencakup lima wilayah (regio), yaitu: (1) Papua, Maluku, dan Sulawesi, (2) Jawa, Lampung, dan Palembang, (3) Medan, (4) Sibolga, dan (5) Kalimantan. Lewat sharing pengalaman itu, tampak jelas bahwa setiap tarekat dan wilayah telah berupaya memberikan perhatian penuh terhadap isu-isu kemanusiaan dan ekologi, seperti persoalan human trafficking, sampah, HAM, pertambangan, transisi energi, kurikulum ekologi, penyuluhan, eco-enzim, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, para peserta INFO JPIC Indonesia juga telah memilih pengurus harian mereka yang baru untuk periode 2022-2025. Adapun mereka yang terpilih adalah sebagai berikut: P. Fridus Derong, OFM (ketua), P. Pionius Hendi, OFMCap (sekretaris), dan Sr. Ambrosia Wawin, FCh (bendahara). Telah diputuskan juga dalam rapat bersama bahwa kegiatan INFO JPIC Indonesia untuk tahun depan akan dilaksanakan di Pontianak (Kalimantan Barat), tepatnya tanggal 19-25 Agustus 2023.
Kegiatan INFO JPIC Indonesia tahun ini ditutup dengan acara rekreasi bersama ke Museum Pusaka Nias, kunjungan ke Susteran Klaris Kapusines (OSCCap) dan komunitas para Saudara Kapusin di Teluk Dalam dan Lahewa. Para peserta juga disuguhkan dengan atraksi lompat batu di Bawömataluo, kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan. Para peserta merasa senang karena telah bisa bertemu dengan teman-teman seperjuangan, seraya saling meneguhkan satu sama lain dalam melaksanakan karya-karya nyata di tengah masyarakat dan Gereja. – P. Pionius Hendi, OFMCap.